Beberapa jam yang lalu pertandingan Perancis vs Meksiko dalam Piala Dunia Afsel 2010 berakhir dengan skor 0-2. Kemenangan untuk Meksiko, dengan satu gol dari titik penalti. Ini memperkuat posisi Meksiko untuk bisa lolos ke babak perdelapan final bersama Uruguay.
Tentu menarik dan menjadi pertanyaan di benak banyak pengamat: mengapa tim Perancis yang bertabur bintang takluk tanpa balas di tangan Meksiko? Ya memang, Zidane telah pensiun. Tapi bukankah masih ada segudang pemain berkelas dunia lainnya di tim ini?
Individual vs Tim
Sang komentator pertandingan sempat mengatakan bahwa tim Perancis bermain secara individual. Sementara, Meksiko benar-benar melakukan pertandingan sebagai sebuah 'tim'! Banyak pemain hebat di tim Perancis, tapi sayang mereka terlihat tidak bekerjasama sebagai tim.
Dampaknya? Tim Perancis senantiasa gagal menembus pertahanan Meksiko. Operan-operan di antara mereka terlihat tidak terkoordinasi sehingga sebentar saja bola berhasil direbut lawan. Di sisi lain, Meksiko dengan sigap melakukan operan dan umpan.
Sang 'Kapten' yang sakit hati
Komentator RCTI seusai pertandingan juga menyinggung soal kapten tim Perancis. Saya kurang mengerti karena tidak mengikuti pertandingan sejak awal. Dikatakan bahwa ada perubahan keputusan oleh Domenech (pelatih Perancis) terkait siapa kapten tim pada pertandingan ini. Siapa diganti siapa, saya juga kurang tahu.
Pergantian siapa kapten tim disinggung sebagai salah satu penyebab 'runtuhnya' kerjasama tim. Padahal, pertandingan Piala Dunia ini adalah kesempatan yang dinanti oleh kapten 'yang lama' untuk menunjukkan kemampuan dirinya memimpin tim. Sayang, ia diganti begitu saja. Entah seberapa berpengaruh keputusan ini terhadap koordinasi tim, tidak sempat dijabarkan oleh si komentator.
Pentingnya kerjasama dan koordinasi
Salah satu pelajaran berharga yang dapat kita resapi dari pertandingan ini adalah: betapa pentingnya kerjasama dan koordinasi dalam sebuah perjuangan berkelompok. Dua hal ini harus senantiasa dijaga dan dipelihara oleh setiap anggota kelompok/tim. Ketiadaannya akan membawa pada 'fatamorgana' kelompok.
Fenomena fatamorgana ini nampak saat para pemain tim bermain secara individual; mereka tidak bekerjasama dan berkoordinasi. Masing-masing terlalu 'percaya diri', yang sayangnya tidak dibarengi dengan komunikasi maupun oper bola yang jelas dan tangkas antar anggota tim. Dari luar tim ini akan nampak hebat, namun sejatinya ia keropos di dalam.
Penyebabnya bisa beragam hal. Bisa jadi si individu-lah yang malas dan enggan bekerjasama dalam tim. Bagaimanapun, keputusan dan tanggung jawab tetap berada di tangan pelatih dan kapten tim. Mereka memiliki kendali penuh atas tim, termasuk menghilangkan semua penghalang terciptanya kerjasama tim.
By the way, ada satu hal yang masih jadi pertanyaan saya: seperti apa peran kapten dalam sebuah tim sepakbola? Juga dengan yang semisalnya seperti basket, voli, dll?
No comments:
Post a Comment